SUDAH SAATNYA!!!
Oleh:
Yulianti/145501974/IRE
Indonesia merupakan
negara berkembang dengan angka kelahiran yang masih tinggi. Jumlah penduduk
Indonesia tahun 2015 akan mencapai 252.370.792 (menurut ariwahyudi.we.id).
Setiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia selalu meningkat. Dengan kondisi
tersebut, tentunya akan banyak SDM (sumber daya manusia) yang membutuhkan
pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sedangkan lapangan pekerjaan
yang ada sangat terbatas. Lalu bagaimana dengan nasib para SDM yang tidak
memperoleh pekerjaan???
Indonesia merupakan
negara yang lengkap dengan segala fasilitas yang disediakan oleh alamnya. Sudah
saatnya kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus mampu mengolah kekayaan
alam yang masih terselubung. Ada banyak cara yang dapat dilakukan, salah
satunya yaitu dengan mengembangkan ekonomi di daerah perdesaan.
Menurut wikipedia,
kawasan perdesaan (rural) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa, pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi. Beberapa ciri kawasan perdesaan yaitu: (1)
kepadatan penduduk rendah; (2) kegiatan didominasi oleh kegiatan pertanian,
peternakan sapi dan kambing, unggas, dan kolam ikan; (3) masih ditemukan hewan
liar, seperti ular, tikus, burung, dsb; (4) penduduk terkonsentrasi dalam
bentuk kluster yang disebut desa; dan (5) hubungan sosial masyarakat masih
sangat akrab dan saling bantu.
Perdesaan mempunyai
keunggulan yang masih murni dan harus digali agar dapat dirasakan manfaatnya.
Banyak aspek yang masih bisa dikembangkan agar dapat mencapai hasil yang
maksimal. Namun hal tersebut harus diimbangi dengan SDM yang berkualitas.
Berikut beberapa kondisi
perdesaan yang masih harus diperbaiki:
1.
Kualitas SDM
Mayoritas
penduduk masih berpendidikan rendah. Masih sangat sedikit yang bergelar
sarjana. Banyak yang hanya lulus SMA, SMP, bahkan SD. Kebanyakan mereka hanya
mengandalkan ijasah, tanpa memiliki keahlian khusus.
2.
Lapangan pekerjaan
Lapangan
pekerjaan yang disediakan sangatlah terbatas. Sebagian besar kegiatan ekonomi
hanya bersekala UKM. Usaha tersebut hanya menyediakan lapangan kerja yang
sedikit. Bahkan banyak yang hanya mempekerjakan anggota keluarganya sendiri.
3.
Upah/gaji
Pemberian
jasa yang diperoleh dirasa belum mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup. Pekerja
di desa sama dengan pekerja di kota, mereka bekerja selama 8 jam. Namun gaji
mereka sangat jauh berbeda.
Dari hal tersebut, berdampak kepada perkembangan
ekonomi di perdesaan. Ekonomi menjadi sulit berkembang, bahkan cenderung
terhambat. Fenomena yang terjadi, banyak sekali SDM yang pindah ke kota untuk
mencari nafkah. Setiap tahunnya akan selalu ada anak muda yang baru lulus
sekolah bekerja di luar kota. Berikut beberapa alasannya:
1.
Pekerjaan di desa sulit ditemukan
Di
desa, sebagian besar kegiatan ekonomi dilakukan hanya untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari masyarakatnya. Sehingga, usaha yang mereka dirikanpun hanya mampu
menyedot sedikit karyawan. Bahkan sudah cukup jika hanya dikerjaan oleh anggota
keluarga yang mempunyai bisnis tersebut.
Kaluupun
ada, pekerjaan tersebutpun berbasis rendahan. Seperti penjaga toko, buruh tani,
dll. Hal tersebut bukanlah tipe pekerjaan yang diingkan oleh orang-orang.
Mereka cenderung memilih pekerjaan yang lebih bersih.
2.
Gaji yang tidak mencukupi kebutuhan
Upah
yang diperoleh, itu tidak berdasarkan dengan UMK yang telah ditetapkan. Namun
mereka sama saja seperti yang lainnya, bekerja 8 jam sehari (tidak termasuk
lembur). Sama-sama lelah, tetapi upah mereka jauh dari kata cukup. Mereka lebih
memilih untuk tetap mengganggur, dari pada bekerja hanya mendapatkan lelah.
3.
Adanya pandangan lebih jika bekerja di
kota
Misalnya:
a. Percakapan
seorang ibu yang anaknya bekerja di PT.X
Neng: “Bu, anaknya sekarang bekerja
dimana?
Ibu: “ anu neng di Jakarta, di PT.X yang
katanya ngrakit-ngrakit motor itu loh neng” (dengan bangga)
Neng: “Oh iya bu saya tahu. Sudah lama
bu?
Ibu: “lumayan neng, sudah 2x kontrak,
tinggal nunggu pengumuman karyawan tetap. Doain anak Ibu ya neng?”
Neng: “og nggeh Bu, insya alloh saya
doakan.”
b. Percakapan
seorang ibu yang anaknya hanya bekerja di toko kecil
Neng: “Bu, mba Fitri sih dimana?”
Ibu: “anu neng sekarang dia mbantu mba
Siti di toko. Sudah nyari kerja sana-sini tapi belum dapat juga.” (sedih)
Neng: “oooh, ya mungkin belum rejekinya
mbok Bu.”
Ibu: “iya neng.”
Itu
hanya contoh kecil saja.
4.
Rasa gengsi yang tinggi
Sebagian
pekerjaan yang di desa bertipe keras dan kotor. Anak lulusan jaman sekarang
akan merasa keberatan jika harus bekerja seperti itu. Dan mereka merasa malu
serta minder jika bertemu dengan kawan lamanya yang bekerja di kota.
Lalu bagaimana upaya
yang dapat kita lakukan agar ekonomi desa mampu berkembang?
1.
Pendidikan
Sejak
kecil, berikanlah pendidikan yang baik. Agar setiap SDM mampu membekali dirinya
dengan sabaik mungkin. Sehingga dapat tercipta SDM yang berkualitas, yang tidak
hanya mampu bekerja dengan baik di lahan orang lain. Melainkan mampu juga untuk
membuka lapangan kerja.
2.
Lapangan kerja
Tantangan
dunia kerja saat ini yaitu berani atau tidakkah untuk menciptakan lapangan
kerja? Jika semua orang memilih bekerja di lahan orang lain, lalu siapa yang
akan membuka lapangan kerja, sedangkan jumlah penduduk setiap tahunnya kan
selalu bertambah. Setiap orang pastinya membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
3.
Kebijakan pemerintah
SDM
bekerja tentunya mengharapkan imbalan atau balas jasa atas kerja keras yang
mereka lakukan. Untuk itu, berikanlah balas jasa yang sekiranya layak untuk
kehidupannya.
Notes:
Desa merupakan lingkup
yang kecil dari sebuah negara. Untuk merubah negara secara keseluruhan bukanlah
hal mudah. Untuk merubah yang besar, mulailah dari yang kecil. Sudah saatnya
kita memberdayakan desa dimana kita dilahirkan. Jika kita belum mampu mengubah
negara, ubahlah kehidupan lingkungan sekitar Anda. SUDAH SAATNYA !!!
0 komentar:
Posting Komentar