Pages

Sabtu, 24 Januari 2015

Matikan Rokok Anda !!!

Oleh: Fani Fatmawati / 145501879 / Manajemen I.R.E

Rokok merupakan barang yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Dari kalangan muda hingga tua tau rokok. Hampir seluruh wilayah di Indonesia terdapat rokok. Kebanyakan  rokok yang tersebar di Indonesia terbuat dari daun tembakau kering yang dicacah disertai cengkeh digulung menggunakan kertas tembakau (papir) dengan panjang kurang lebih 8-10 cm sebesar kelingking orang dewasa. Meskipun ada yang ditambah bahan baku lain seperti kemenyan dan klembak dalam pembuatan rokok. Hampir setiap hari kita menemukan orang merokok, entah di lingkungan sekitar rumah, di jalan, atau di tempat umum. Merokok memiliki arti menghisap gulungan tembakau kering yang dicacah dibungkus dengan kertas tembakau (papir) sebesar kelingking orang dewasa dengan panjang kurang lebih 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar di lain ujungnya. Rokok dijual menggunakan kemasan kotak kecil terbuat dari kertas tebal yang mudah untuk dimasukan kantong.

Merokok sudah menjadi kebiasaan masyarakat yang sulit untuk dihilangkan. Masyarakat beranggapan bahwa merokok merupakan tindakan yang wajar. Hal itu yang memicu sulitnya meghilangkan kebiasaan merorok pada masyarakat. Lebih parahnya lagi, ahir-ahir ini banyak anak yang sudah merokok. Ketika duduk di bangku SMP anak mulai mencoba merokok. Mereka seperti tidak memikirkan kesehatan tubuhnnya. Padahal rokok mengandung zat berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan tubuh.  Anak-anak merokok bisa disebabkan karena faktor merasa hebat dan keren jika sudah merokok, merasa dirinya sudah besar dan pantas menghisap asap rokok, ikut-ikutan teman sepermainan yang merokok, ikut-ikutan ayahnya karena ayahnya perokok atau sering disuruh membeli rokok sehingga anak menjadi penasaran dan ingin mencobanya, sering melihat dimana-mana terdapat orang merokok, ikut-ikutan karena sering melihat  gurunya yang merokok di lingkungan sekolah, dan masih banyak lagi faktor penyebab anak merokok.

Perlu diketahui bahwa zat yang terkandung di dalam rokok seperti nikotin dan tar sangat membahayakan bagi kesehatan tubuh. Nikotin yang dapat menjadikan kecanduan / ketergantungan dan rusaknya jaringan otak sedangkan tar  dapat menjadikan kanker paru-paru dan terganggunya kesehatan pernafasan kita. Saat merokok memang menjadikan si perokok rileks, nyaman, percaya diri, pikiran menjadi lebih ringan dan menjadikan si perokok terus dan terus merokok enggan untuk menghentikan hisapan asap tembakau itu (menimbulkan efek candu). Hal itu dikarenakan efek dari zat yang terkandung di dalam rokok yaitu nikotin. Kebanyakan orang memperhatikan dari segi rokok yang membuat dirinya rileks dan meringankan pikiriran tanpa memperhatikan bahayanya zat tersebut bagi kesehatan tubuh. Selain itu banyak juga orang yang menganggap merokok itu tidak berbahaya seperti yang telah digembar-gemborkan dimana-mana tentang bahaya merokok. Mereka banyak yang beranggapan seperti itu karena selama ini sudah merokok cukup lama namun masih tetap sehat-sehat saja. Dampak negatif / bahaya merokok memang tidak terlihat pada jangka pendek, namun dapat terlihat pada jangka panjang. Dampak negatifnya seperti kanker paru-paru, serangan jantung, impotensi dan lain-lain. Setelah orang terkena dampak negatifnya, kebanyakan orang baru bisa berhenti merokok. Selain dampak negatif merokok yang dirasakan oleh si perokok (perokok aktif), perokok pasif pun atau orang yang berada di samping orang yang sedang merokok juga ikut terkena dampak berbahaya bagi kesehatan tubuhnya dari asap yang terhirup. Bagaimana negara ini di masa mendatang jika sekarang anak-anak sudah banyak yang merokok? Padahal anak-anak sebagai penerus bangsa negri ini. Demi negri ini matikan rokok Anda !!!

Untuk menghentikan kebiasaan merokok pada masyarakat tidak bisa satu pihak seperti pemerintah saja. Namun dibutuhkan pihak-pihak lain yang ikut berberpartisipasi. Untuk mengurangi kebiasaan ini benar-benar dibutuhkan tindakan yang ekstra karena kebiasaan ini sudah menyebar di berbagai daerah dan sangat sulit dihilangkan. Meskipun pada bungkus rokok disebutkan bahaya rokok untuk kesehatan "bisa menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin" namun pada kenyataannya itu hanya sebagai hiasan saja tidak mengurangi jumlah perokok aktif. Perlu peraturan yang tegas agar kebiasaan merokok bisa dihentikan. Peraturan tersebut seperti rokok tidak dijual bebas di pasaran umum namun dijual pada toko khusus yang mana pembelinya harus berumur diatas 18 tahun dan harus memiliki kartu beli khusus, dalam pembuatan kartu tersebut memerlukan biaya cukup mahal serta dalam sehari ada batasan jumlah maksimal pembelian rokok tiap orang. Mungkin peraturan seperti itu lumayan ekstrim, tetapi mau bagaimana lagi kebiasaan itu benar-benar susah dihilangkan. Sedangkan peraturan dilarang merokok di tempat-tempat umum sekarang sudah diberlakukan oleh pemerintah.

Peraturan tersebut mungkin banyak menuai kontra seperti banyak perusahaan yang mengurangi jumlah produksi rokoknya karena adanya pembatasan dalam penjualan rokok yang selanjutnya banyak tenaga kerja yang di PHK. Dengan banyaknya tenaga kerja yang di PHK mengakibatkan menambah jumlah pengangguran di negeri ini. Selain itu kontra yang lain seperti tidak ada sponsor besar pada ajang olahraga dan seni.

Sebenarnya semua kontra tersebut bisa diatasi. Apabila perusahaan ingin tetap memproduksi rokok dalam jumlah seperti biasanya dan tenaga kerjanya masih tetap bekerja, perusahaan bisa mengekspor produk tersebut ke negara yang banyak membutuhkan rokok. Jika takut kalah saing dengan kualitas, mungkin hal itu tidak patut ditakuti karena Indonesia kaya akan SDA yang mana rokok-rokok tersebut nantinya bisa ditonjolkan dari segi aromanya / rasanya menggunakan bahan-bahan khas Indonesia. Mengapa takut kehilangan sponsor besar dari produk rokok ? Di Indonesia selain rokok banyak produk yang bisa memberikan sponsor besar. Jadi jangan takut untuk memulai hidup sehat tanpa rokok. Matikan rokok Anda !!! Bangun generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas !

Penulis:
Fani Fatmawati
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Bangsa

0 komentar:

Posting Komentar