Selamatkan Lingkungan Kita!!!
Oleh: Siti Sumidah
Sepanjang tepi sungai Luk ulo di desa Peniron, Kecamatan Pejagoan
,Kabupaten Kebumen itu terlihat banyaknya aktifitas warga yang sangat memilukan
hati. Bagaimana tidak, setiap hari mereka mengeruk pasir tanpa ampun. Bahkan
hal itu dijadikan profesi untuk menghidupi keluarga mereka selama
bertahun-tahun. Bayangkan saja berapa ribu ton sudah pasir yang telah diambil
sehingga menimbulkan banyak lubang-lubang yang terkadang membayakan jiwa mereka
sendiri. Sudah tidak terlihat lagi sungai LukUlo yang dulu sangat indah . Kini hanya terlihat
lubang- lubang yang besar bekas penambangan pasir yang berlebihan.
Mirisnya hal itu belum mendapat perhatian pemerintah setempat karena
mungkin dianggap hal itu adalah hal yang biasa. Para penambang pasirpun
berkilah jika mereka berhenti menambang pasir lalu dari mana keluarga mereka
makan. Sedangkan harga 1 sak pasir dihargai 150.000 ribu rupiah. Cukup banyak
untuk ukuran warga sekitar daripada harus mencari pekerjaan lain. Sehingga hal
itu menjadi masalah kita bersama dan pemerintah pun akan semakin kesulitan
untuk menghentikan penambangan pasir tersebut.
Sebenarnya penambangan pasir tidak melulu berdampak negatif bagi
lingkungan karena manfaat dari pasir itu sendiri bisa digunakan sebagai bahan
untuk membuat berbagai macam infrastruktur yang dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan pertumbuhan wilayah yang juga merupakan sebagai urat nadi
perekonomian. Tetapi seharusnya penambangan pasir itu tidak berlebihan. Memang
para penambang pasir di Peniron masih menggunakan peralatan menggali yang
sederhana tetapi di daerah lain telah banyak yang menggunakan alat berat
seperti bego jadi bukan tidak mungkin nantinya mereka pun bisa menggunakan alat
berat juga.
Padahal akibat penambangan pasir tersebut sangatlah membahayakan
lingkungan sekitar. Mulai dari seringnya terjadi longsor ditebing sungai,
terjadinya pergeseran arah sungai sampai hal yang sangat mengkhawatirkan adalah
ketika terjadi pergeseran tanah atau gempa di dukuh klatak desa Peniron pada
tahun 2007 yang mengakibatkan puluhan
rumah retak dan tidak bisa ditempati lagi. Pemerintah pun ikut turun
tangan dengan membangun perumahan untuk para korban keretakan tanah di desa
Peniron.
Dewasa ini memang kegiatan eksploitasi atau pemanfaatan sumber daya alam
secara besar-besaran tanpa melihat kelanjutan fungsinya kian menjadi. Dan
pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan masih sangat terbatas.
Seperti halnya kegiatan eksploitasi yang merupakan salah satu pendukung sektor
pembangunan. Karena jumlah permintaan pasar terhadap pasir turut mendorong
aktifitas penambangan semakin pesat.
Meski begitu memang yang namanya penambangan selalu mengakibatkan dampak
lingkungan. Bisa positif dan bisa juga negatif tergantung bagaimana cara
pengelolannya. Jika dilakukan dengan prodesur yang benar dan tidak berlebihan
itu akan sangat memberi manfaat untuk semuanya. Contoh dampak positifnya adalah
meningkatnya pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga
yang sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Dampak negatifnya contohnya adalah
meningkatnya polusi udara yang diakibatkan dari asap kendaraan truk yang
mengakut pasir. Lalu bisa menurunkan kualitas air. Juga bisa mengkibatkan
kerusakan jalan. Ya. Memang sangat benar. Bisa dilihat dari jalan sepanjang
desa Peniron selalu saja rusak dan berlubang karena banyaknya truk pengangkut
pasir yang berlalu lalang setiap hari. Bahkan selalu rusak beberapa bulan
setelah diperbaiki.
Sungguh banyaknya bencana yang telah terjadi dan jika tidak segera
dihentikan entah apa yang akan terjadi besok. Setelah melihat beberapa fakta
diatas pernahkah kita berpikir apa kepedulian kita terhadap lingkungan kita
sendiri? Apa yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita nanti? Mulailah dari
sekarang kita lebih mencintai lingkungan dan ikut menjaganya. Karena rusaknya
lingkungan akibat perbuatan kita nantinya kita sendirilah yang akan merasakan
akibatnya. Jangan sampai perbuatan para perusahaan yang membeli pasir dari para
penambang pasir yang berlebihan kita biarkan saja. Kalau bukan kita yang
bertindak maka siapa lagi?
Maukah kita
hanya mendapatkan bencananya sedangkan perusahaan sendiri mendapat keuntungan
yang sangat besar. Peran kita sangatlah diperlukan disini untuk ikut berpartisipasi
menjaga lingkungan kita.
Kerusakan lingkungan ini bukan hanya dipicu oleh tindakan masyarakat
dengan alasan pekerjaannya tapi juga kurangnya kepedulian kita terhadap alam
yang telah begitu baiknya dengan kita. Tapi disini siapa yang mau disalahkan.
Para penambang yang terpaksa menambang pasir karena agar bisa melangsungkan
hidupnya ataukah pemerintah yang kurang tegas untuk menghentikan pertambangan
tersebut sedangkan untuk mengalihkan profesi para penambang juga dibutuhkan
lapangan kerja yang seharusnya ada. Disini pun timbul masalah baru lagi karena
pada kenyataannya lapangan kerja yang sangat minim tidak bisa menjadi jalan
keluar atas masalah ini. Entahlah seakan semua tutup mata dengan banyaknya
permasalahan ini dan seolah-olah alam kita baik-baik saja sedangkan kita tahu
kalau semua ini didiamkan begitu saja mungkin kerusakan alam akan semakin parah
. Kerusakan alam tersebut tentu saja akan sangat berdampak bagi kita dan kita
juga yang akan merasakannya. Bagaimanapun juga kita hidup berdampingan dengan
alam sampai kapanpun. Jika kita bisa semena-mena terhadap alam maka bisa juga
alam pun akan semena-mena dengan manusia.
Sebenarnya makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya.
Tetapi walaupun begitu lingkungan juga tidak semuanya memiliki keadaan yang
bagus untuk makhluk hidup. Dan alam juga memiliki keterbatasan serta penurunan
kualitas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan manusia. Penurunan kualitas
itu bisa terjadi karena kerusakan terutama kerusakan yang disebabkan oleh
manusia. Dan melestarikan lingkungan adalah kewajiban semua orang.
Pelestarian lingkungan juga merupakan kegiatan yang meningkatkan
nilai-nilai sila pancasila yaitu sila kedua (kemanusiaan yang adil dan
beradab). Ini bisa terkait karena dengan melestarikan lingkungan dan
menggunakan sumber daya secara bijak itu artinya kita mencintai bangsa
Indonesia dan menjaga lingkungan untuk anak cucu kita nantinya. Juga bisa
disebut melestarikan lingkungan adalah perwujudan dari kemanusiaan yang adil
dan beradab. Sebagai manusia yang adil seharusnya kita tidak egois dengan
mengambil sumber daya sebanyak-banyaknya tanpa menyisakan untuk generasi
berikutnya. Dan sebagai makhluk yang beradab ,kita tidak semena-mena
memanfaatkan
sumber daya alam tanpa menjaga ketersediaan dan kerusakan lingkungan. Dengan
rasa cinta tanah air tentunya kita akan merasa bangga dengan apa yang dimiliki
oleh alam Indonesia dan akan selalu menjaganya.
Begitu juga dengan yang terjadi di sungai LukUlo yang berada di desa
Peniron. Semoga suatu saat nanti kau (sungai LukUlo) akan bersenandung kembali
menjadi sungai yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup di sekitarnya.
Wahai LukUlo aku menunggumu berhenti merintih. Aku berharap secepatnya akan
ditemukan benang merah atau titik terang atau penyelesaian yang tepat tentang
segala permasalahanmu. Para pemuda, lihatlah rintihan Sungai LukUlo yang
menyayat pilu itu. Lihatlah lubang-lubang menganga itu, dengarlah deru truk itu
setiap hari yang membawa pasir-pasir hasil penambangan yang begitu banyaknya.
Lihatlah pula jalan-jalan yang rusak parah itu . Jangan lupa pula lihatlah
rumah-rumah yang tidak bisa ditinggali itu karena retakan akibat pergeseran
tanah . Yang lagi-lagi adalah akibat dari penambangan pasir yang dikeruk selama
bertahun-tahun.
Tolong bagi para penguasa dan pemerintah terkait, perhatikanlah akibat
penambangan pasir yang kian hari kian meresahkan. Inilah potret keegoisan
manusia terhadap alam. Dimana kepedulian kita??
0 komentar:
Posting Komentar