Pages

Jumat, 16 Januari 2015

Selamatkan Lingkungan Kita!!!

Selamatkan Lingkungan Kita!!!
Oleh: Siti Sumidah

     Sepanjang tepi sungai Luk ulo di desa Peniron, Kecamatan Pejagoan ,Kabupaten Kebumen itu terlihat banyaknya aktifitas warga yang sangat memilukan hati. Bagaimana tidak, setiap hari mereka mengeruk pasir tanpa ampun. Bahkan hal itu dijadikan profesi untuk menghidupi keluarga mereka selama bertahun-tahun. Bayangkan saja berapa ribu ton sudah pasir yang telah diambil sehingga menimbulkan banyak lubang-lubang yang terkadang membayakan jiwa mereka sendiri. Sudah tidak terlihat lagi sungai LukUlo  yang dulu sangat indah . Kini hanya terlihat lubang- lubang yang besar bekas penambangan pasir yang berlebihan.
     Mirisnya hal itu belum mendapat perhatian pemerintah setempat karena mungkin dianggap hal itu adalah hal yang biasa. Para penambang pasirpun berkilah jika mereka berhenti menambang pasir lalu dari mana keluarga mereka makan. Sedangkan harga 1 sak pasir dihargai 150.000 ribu rupiah. Cukup banyak untuk ukuran warga sekitar daripada harus mencari pekerjaan lain. Sehingga hal itu menjadi masalah kita bersama dan pemerintah pun akan semakin kesulitan untuk menghentikan penambangan pasir tersebut.
     Sebenarnya penambangan pasir tidak melulu berdampak negatif bagi lingkungan karena manfaat dari pasir itu sendiri bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat berbagai macam infrastruktur yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah yang juga merupakan sebagai urat nadi perekonomian. Tetapi seharusnya penambangan pasir itu tidak berlebihan. Memang para penambang pasir di Peniron masih menggunakan peralatan menggali yang sederhana tetapi di daerah lain telah banyak yang menggunakan alat berat seperti bego jadi bukan tidak mungkin nantinya mereka pun bisa menggunakan alat berat juga.
     Padahal akibat penambangan pasir tersebut sangatlah membahayakan lingkungan sekitar. Mulai dari seringnya terjadi longsor ditebing sungai, terjadinya pergeseran arah sungai sampai hal yang sangat mengkhawatirkan adalah ketika terjadi pergeseran tanah atau gempa di dukuh klatak desa Peniron pada tahun 2007 yang mengakibatkan puluhan  rumah retak dan tidak bisa ditempati lagi. Pemerintah pun ikut turun tangan dengan membangun perumahan untuk para korban keretakan tanah di desa Peniron.
     Dewasa ini memang kegiatan eksploitasi atau pemanfaatan sumber daya alam secara besar-besaran tanpa melihat kelanjutan fungsinya kian menjadi. Dan pemanfaatan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan masih sangat terbatas. Seperti halnya kegiatan eksploitasi yang merupakan salah satu pendukung sektor pembangunan. Karena jumlah permintaan pasar terhadap pasir turut mendorong aktifitas penambangan semakin pesat.
     Meski begitu memang yang namanya penambangan selalu mengakibatkan dampak lingkungan. Bisa positif dan bisa juga negatif tergantung bagaimana cara pengelolannya. Jika dilakukan dengan prodesur yang benar dan tidak berlebihan itu akan sangat memberi manfaat untuk semuanya. Contoh dampak positifnya adalah meningkatnya pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga yang sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Dampak negatifnya contohnya adalah meningkatnya polusi udara yang diakibatkan dari asap kendaraan truk yang mengakut pasir. Lalu bisa menurunkan kualitas air. Juga bisa mengkibatkan kerusakan jalan. Ya. Memang sangat benar. Bisa dilihat dari jalan sepanjang desa Peniron selalu saja rusak dan berlubang karena banyaknya truk pengangkut pasir yang berlalu lalang setiap hari. Bahkan selalu rusak beberapa bulan setelah diperbaiki.
     Sungguh banyaknya bencana yang telah terjadi dan jika tidak segera dihentikan entah apa yang akan terjadi besok. Setelah melihat beberapa fakta diatas pernahkah kita berpikir apa kepedulian kita terhadap lingkungan kita sendiri? Apa yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita nanti? Mulailah dari sekarang kita lebih mencintai lingkungan dan ikut menjaganya. Karena rusaknya lingkungan akibat perbuatan kita nantinya kita sendirilah yang akan merasakan akibatnya. Jangan sampai perbuatan para perusahaan yang membeli pasir dari para penambang pasir yang berlebihan kita biarkan saja. Kalau bukan kita yang bertindak maka siapa lagi?
Maukah kita hanya mendapatkan bencananya sedangkan perusahaan sendiri mendapat keuntungan yang sangat besar. Peran kita sangatlah diperlukan disini untuk ikut berpartisipasi menjaga lingkungan kita.
     Kerusakan lingkungan ini bukan hanya dipicu oleh tindakan masyarakat dengan alasan pekerjaannya tapi juga kurangnya kepedulian kita terhadap alam yang telah begitu baiknya dengan kita. Tapi disini siapa yang mau disalahkan. Para penambang yang terpaksa menambang pasir karena agar bisa melangsungkan hidupnya ataukah pemerintah yang kurang tegas untuk menghentikan pertambangan tersebut sedangkan untuk mengalihkan profesi para penambang juga dibutuhkan lapangan kerja yang seharusnya ada. Disini pun timbul masalah baru lagi karena pada kenyataannya lapangan kerja yang sangat minim tidak bisa menjadi jalan keluar atas masalah ini. Entahlah seakan semua tutup mata dengan banyaknya permasalahan ini dan seolah-olah alam kita baik-baik saja sedangkan kita tahu kalau semua ini didiamkan begitu saja mungkin kerusakan alam akan semakin parah . Kerusakan alam tersebut tentu saja akan sangat berdampak bagi kita dan kita juga yang akan merasakannya. Bagaimanapun juga kita hidup berdampingan dengan alam sampai kapanpun. Jika kita bisa semena-mena terhadap alam maka bisa juga alam pun akan semena-mena dengan manusia.
     Sebenarnya makhluk hidup tidak dapat dipisahkan dari lingkungannya. Tetapi walaupun begitu lingkungan juga tidak semuanya memiliki keadaan yang bagus untuk makhluk hidup. Dan alam juga memiliki keterbatasan serta penurunan kualitas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan manusia. Penurunan kualitas itu bisa terjadi karena kerusakan terutama kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Dan melestarikan lingkungan adalah kewajiban semua orang.
     Pelestarian lingkungan juga merupakan kegiatan yang meningkatkan nilai-nilai sila pancasila yaitu sila kedua (kemanusiaan yang adil dan beradab). Ini bisa terkait karena dengan melestarikan lingkungan dan menggunakan sumber daya secara bijak itu artinya kita mencintai bangsa Indonesia dan menjaga lingkungan untuk anak cucu kita nantinya. Juga bisa disebut melestarikan lingkungan adalah perwujudan dari kemanusiaan yang adil dan beradab. Sebagai manusia yang adil seharusnya kita tidak egois dengan mengambil sumber daya sebanyak-banyaknya tanpa menyisakan untuk generasi berikutnya. Dan sebagai makhluk yang beradab ,kita tidak semena-mena
memanfaatkan sumber daya alam tanpa menjaga ketersediaan dan kerusakan lingkungan. Dengan rasa cinta tanah air tentunya kita akan merasa bangga dengan apa yang dimiliki oleh alam Indonesia dan akan selalu menjaganya.
     Begitu juga dengan yang terjadi di sungai LukUlo yang berada di desa Peniron. Semoga suatu saat nanti kau (sungai LukUlo) akan bersenandung kembali menjadi sungai yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup di sekitarnya. Wahai LukUlo aku menunggumu berhenti merintih. Aku berharap secepatnya akan ditemukan benang merah atau titik terang atau penyelesaian yang tepat tentang segala permasalahanmu. Para pemuda, lihatlah rintihan Sungai LukUlo yang menyayat pilu itu. Lihatlah lubang-lubang menganga itu, dengarlah deru truk itu setiap hari yang membawa pasir-pasir hasil penambangan yang begitu banyaknya. Lihatlah pula jalan-jalan yang rusak parah itu . Jangan lupa pula lihatlah rumah-rumah yang tidak bisa ditinggali itu karena retakan akibat pergeseran tanah . Yang lagi-lagi adalah akibat dari penambangan pasir yang dikeruk selama bertahun-tahun.
     Tolong bagi para penguasa dan pemerintah terkait, perhatikanlah akibat penambangan pasir yang kian hari kian meresahkan. Inilah potret keegoisan manusia terhadap alam. Dimana kepedulian kita??

0 komentar:

Posting Komentar