Pages

Jumat, 16 Januari 2015

STOP PACARAN BERLEBIHAN!!


                                
STOP PACARAN BERLEBIHAN!!
Oleh: Rani Liana
Di zaman modern ini, kenakalan remaja bagaikan jamur yang telah merabah ke seluruh pelosok bangsa. Tanpa disadari kenakalan remaja seperti hal yang wajar dan tidak aneh di kalangan kaum muda saat ini. Padahal kenakalan remaja merupakan suatu tindakan yang melanggar norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Tapi nampaknya, kenakalan remaja seperti budaya turun temurun di kalangan kaum remaja. Yang percaya atau tidak, kian tahun kian banyak kasus yang menyangkut kenakalan remaja.
Padahal remaja merupakan fase peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa remaja. Yang itu artinya, seorang remaja memiliki tingkat emosi yang sangat labil. Begitu singkat pertumbuhan masa remaja, dan begitu menghawatirkan bagi segelintir orang tua. Karena seorang remaja sangat mudah terpengaruh dengan keadaan lingkungan sekitar. Apalagi hal-hal yang berbau negative, akan sangat mudah bagi ramaja untuk menyerapnya.
Dewasa ini sering kali kita jumpai sepasang remaja pacaran yang layaknya bagaikan sepasang suami istri. Padahal usia mereka masih terlalu muda untuk dikatakan dewasa. Bagaimana tidak?!! Gaya dan cara pacaran mereka sangatlah tidak wajar dan melebihi batas, jika kita ukur ke dalam norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Tapi, bagi kaum remaja itu adalah suatu hal  wajar yang dilakukan oleh seorang remaja apabila mereka pacaran. Bahkan semboyan “gak pacaran, berarti gak laku!” bagaikan suatu syarat gaya hidup generasi muda saat ini.
Begitu ironisnya moral remaja muda kini. Tak jarang kita menjumpai sepasang remaja yang berani melakukan hal-hal berbau seks. Seperti berpeganagan tangan, berciuman dan hal lain yang lebih berbahaya. Dan entah mereka sadari atau tidak, hal itu mereka lakukan di muka umum. Dan yang lebih mirisnya lagi, tanpa adanya rasa malu mereka mengabadikan dan membagikannya ke media sosial. Inilah kenakalan remaja pacaran melebihi batas, yang menurut saya benar-benar melebihi batas kewajaran dalam masyarakat.
Pacaran melebihi batas sangatlah merusak moral generasi muda bangsa. Pemikiran yang dangkal akan membuat remaja bertindak tanpa memikirkan akibat yang akan ia rasakan di masa depannya. Serta minimnya pengawasan dari orang tua menjadi factor seorang remaja melakukan hal yang seharusnya tidak pernah ia lakukan di usia yang bisa dikatakan jauh dari dewasa.
Dalam pacaran yang melebihi batas, sepasang remaja rela melakukan apapun demi membuktikan seberapa besar rasa cintanya pada pasangannya itu. Ditambah lagi perkembangan ilmu tekhnologi yang dapat mempermudah para remaja dalam mencari informasi yang mereka hubungkan dengan cinta. Dan jangan salahkan remaja jika mereka meniru adegan-adegan pacaran ala barat yeng sering ditayangkan di televisi atau yang dapat mereka saksikan di youtube. Dengan begitu, terjadilah pacaran yang berujung pada seks. Padahal pacaran inilah yang akan mengubah suramnya masa depan remaja.
Pacaran yang berbau seks itu mereka lakukan untuk membuktikan seberapa besar rasa cintanya pada si pasangan. Tanpa berfikir panjang dan karena terpengaruh oleh emosi dan nafsu, terjadilah making love (ML) yang seharusnya mereka hindari dan tidak mereka kenal untuk usia semuda itu. Lalu, apa yang akan terjadi berikutnya?? Married by accident pun dilakukan untuk menutupi hasil dari buah cinta mereka.
Dalam kondisi yang menyedihkan ini, lagi-lagi wanita yang harus menanggung malu akibat perbuatan nakalnya dengan pasangannya, dan wanita juga lah yang secara fisik menerima hasil buah cintanya di masa remaja itu. Tak dapat ditutupi lagi, setan telah mendorong mereka ke dalam kehancuran masa keemasan remaja . Tapi harus bagaimana lagi, peribahasa “nasi sudah menjadi bubur” begitu melekat bagi penyesalan di ujung keremajaan. Dimana seorang remaja yang masih dibawah umur harus mengurusi kehidupannya sendiri dan si buah cintanya itu. Remaja yang seharusnya menikmati masa indahnya berkumpul dengan teman sebaya, melanjutkan pendidikan, dan merasakan kehangatan persahabatan, hilang bagaikan ditelan bumi. Tekanan mental yang dirasakan begitu hebat. Cemoohan sering kali dilontarkan dalam masyarakat. Mereka benar-benar berada pada posisi dewasa dengan begitu sangat cepat.
Jika sudah begitu, siapa yang harus disalahkan??
Tak ada pihak yang harus disalahkan. Pada keadaan ini, seharusnya seorang remaja introspeksi diri dengan kelakuan yang pernah ia lakukan hingga mengubah masa depannya. Selain itu, pengawasan yang intensif dari orang tua sangatlah diperlukan. Karena dengan keadaan hamil diusia muda membuat remaja berfikir pendek. Tak sedikit dari mereka rela membunuh si jabang bayi tak berdosa yang sedang dikandungnya. Yaitu melalui aborsi. Yang akhirnya berujung pada tindakan kriminal.
Pacaran yang melebihi batas harus segera di tindak lanjuti. Jangan sampai ada remaja dibawah umur yang harus merasakan pahitnya rumah tangga dengan usia yang dikatakan masih sangat muda. Dalam hal ini, peran orang tua sangat mempengaruhi pertumbuhan keremajaan anaknya. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, akan sangat sulit untuk melakukan komunikasi.
            Oleh karena itu, hendaknya orang tua menambah pengetahuan anaknya tentang bahaya seks bebas. Selain itu, bisa juga melalui agama. Yang dapat di tempuh dengan memperdalam ilmu agama, sehingga berguna untuk menjaga diri dari nafsu dan emosi yang sulit untuk dikendalikan.
Dalam meminimalisasi terjadinya kenalakan remaja, sekolah juga memegang peran yang tak kalah penting dari orang tua. Karena hampir setengah hari kegiatan remaja berada di sekolah. Dengan berkumpulnya di sekolah dan bertemu teman, bisa menghilangkan segala beban yang dirasa mengganjal pikiran. Selain itu, sekolah merupakan tempat untuk menambah ilmu dan wawasan. Dan kini, di sekolah telah dilengkapi dengan pendidikan karakter yang berguna bagi perkembangan moral dan mental remaja. Sehingga remaja bisa mempelajari berbagai hal yang setidaknya tidak harus dilakukan karena hal tersebut melanggar nilai dan norma dalam masyarakat. Apabila remaja mengetahui begitu bahayanya seks bebas, maka pacaran melebihi batas tidak akan terjadi. Dan kenakalan remaja yang bisa berujung pada kriminalitas itu tidak akan dialami oleh remaja.
Oleh karena itu, inilah yang menjadi PR bagi kita para kaum remaja. Jauhkan diri kita dari berbagai hal yang bisa merugikan dan menghancurkan masa keemasan itu. Jadilah remaja yang bermoral, patuh, dan menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Bangunlah bangsa kita dengan generasi muda yang berkarakter dan sehat dari seks bebas.
So,, masihkah berfikir untuk pacaran melebihi batas kewajaran dan melanggar norma??


0 komentar:

Posting Komentar