STOP PACARAN BERLEBIHAN!!
Oleh: Rani Liana
Di
zaman modern ini, kenakalan remaja bagaikan jamur yang telah merabah ke seluruh
pelosok bangsa. Tanpa disadari kenakalan remaja seperti hal yang wajar dan
tidak aneh di kalangan kaum muda saat ini. Padahal kenakalan remaja merupakan
suatu tindakan yang melanggar norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Tapi nampaknya,
kenakalan remaja seperti budaya turun temurun di kalangan kaum remaja. Yang percaya
atau tidak, kian tahun kian banyak kasus yang menyangkut kenakalan remaja.
Padahal
remaja merupakan fase peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa remaja. Yang itu
artinya, seorang remaja memiliki tingkat emosi yang sangat labil. Begitu
singkat pertumbuhan masa remaja, dan begitu menghawatirkan bagi segelintir orang
tua. Karena seorang remaja sangat mudah terpengaruh dengan keadaan lingkungan
sekitar. Apalagi hal-hal yang berbau negative, akan sangat mudah bagi ramaja
untuk menyerapnya.
Dewasa
ini sering kali kita jumpai sepasang remaja pacaran yang layaknya bagaikan
sepasang suami istri. Padahal usia mereka masih terlalu muda untuk dikatakan
dewasa. Bagaimana tidak?!! Gaya dan cara pacaran mereka sangatlah tidak wajar
dan melebihi batas, jika kita ukur ke dalam norma dan nilai yang ada dalam
masyarakat. Tapi, bagi kaum remaja itu adalah suatu hal wajar yang dilakukan oleh seorang remaja
apabila mereka pacaran. Bahkan semboyan “gak
pacaran, berarti gak laku!” bagaikan suatu syarat gaya hidup generasi muda
saat ini.
Begitu
ironisnya moral remaja muda kini. Tak jarang kita menjumpai sepasang remaja
yang berani melakukan hal-hal berbau seks. Seperti berpeganagan tangan,
berciuman dan hal lain yang lebih berbahaya. Dan entah mereka sadari atau
tidak, hal itu mereka lakukan di muka umum. Dan yang lebih mirisnya lagi, tanpa
adanya rasa malu mereka mengabadikan dan membagikannya ke media sosial. Inilah
kenakalan remaja pacaran melebihi batas, yang menurut saya benar-benar melebihi
batas kewajaran dalam masyarakat.
Pacaran
melebihi batas sangatlah merusak moral generasi muda bangsa. Pemikiran yang
dangkal akan membuat remaja bertindak tanpa memikirkan akibat yang akan ia
rasakan di masa depannya. Serta minimnya pengawasan dari orang tua menjadi
factor seorang remaja melakukan hal yang seharusnya tidak pernah ia lakukan di
usia yang bisa dikatakan jauh dari dewasa.
Dalam
pacaran yang melebihi batas, sepasang remaja rela melakukan apapun demi
membuktikan seberapa besar rasa cintanya pada pasangannya itu. Ditambah lagi
perkembangan ilmu tekhnologi yang dapat mempermudah para remaja dalam mencari
informasi yang mereka hubungkan dengan cinta. Dan jangan salahkan remaja jika
mereka meniru adegan-adegan pacaran ala barat yeng sering ditayangkan di
televisi atau yang dapat mereka saksikan di youtube. Dengan begitu, terjadilah
pacaran yang berujung pada seks. Padahal pacaran inilah yang akan mengubah
suramnya masa depan remaja.
Pacaran
yang berbau seks itu mereka lakukan untuk membuktikan seberapa besar rasa
cintanya pada si pasangan. Tanpa berfikir panjang dan karena terpengaruh oleh
emosi dan nafsu, terjadilah making love (ML)
yang seharusnya mereka hindari dan tidak mereka kenal untuk usia semuda itu.
Lalu, apa yang akan terjadi berikutnya?? Married
by accident pun dilakukan untuk menutupi hasil dari buah cinta mereka.
Dalam
kondisi yang menyedihkan ini, lagi-lagi wanita yang harus menanggung malu akibat
perbuatan nakalnya dengan pasangannya, dan wanita juga lah yang secara fisik
menerima hasil buah cintanya di masa remaja itu. Tak dapat ditutupi lagi, setan
telah mendorong mereka ke dalam kehancuran masa keemasan remaja . Tapi harus
bagaimana lagi, peribahasa “nasi sudah
menjadi bubur” begitu melekat bagi penyesalan di ujung keremajaan. Dimana seorang
remaja yang masih dibawah umur harus mengurusi kehidupannya sendiri dan si buah
cintanya itu. Remaja yang seharusnya menikmati masa indahnya berkumpul dengan
teman sebaya, melanjutkan pendidikan, dan merasakan kehangatan persahabatan,
hilang bagaikan ditelan bumi. Tekanan mental yang dirasakan begitu hebat.
Cemoohan sering kali dilontarkan dalam masyarakat. Mereka benar-benar berada
pada posisi dewasa dengan begitu sangat cepat.
Jika
sudah begitu, siapa yang harus disalahkan??
Tak
ada pihak yang harus disalahkan. Pada keadaan ini, seharusnya seorang remaja
introspeksi diri dengan kelakuan yang pernah ia lakukan hingga mengubah masa
depannya. Selain itu, pengawasan yang intensif dari orang tua sangatlah
diperlukan. Karena dengan keadaan hamil diusia muda membuat remaja berfikir
pendek. Tak sedikit dari mereka rela membunuh si jabang bayi tak berdosa yang sedang
dikandungnya. Yaitu melalui aborsi. Yang akhirnya berujung pada tindakan kriminal.
Pacaran
yang melebihi batas harus segera di tindak lanjuti. Jangan sampai ada remaja
dibawah umur yang harus merasakan pahitnya rumah tangga dengan usia yang
dikatakan masih sangat muda. Dalam hal ini, peran orang tua sangat mempengaruhi
pertumbuhan keremajaan anaknya. Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, akan
sangat sulit untuk melakukan komunikasi.
Oleh karena itu, hendaknya orang tua
menambah pengetahuan anaknya tentang bahaya seks bebas. Selain itu, bisa juga melalui
agama. Yang dapat di tempuh dengan memperdalam ilmu agama, sehingga berguna
untuk menjaga diri dari nafsu dan emosi yang sulit untuk dikendalikan.
Dalam
meminimalisasi terjadinya kenalakan remaja, sekolah juga memegang peran yang
tak kalah penting dari orang tua. Karena hampir setengah hari kegiatan remaja
berada di sekolah. Dengan berkumpulnya di sekolah dan bertemu teman, bisa
menghilangkan segala beban yang dirasa mengganjal pikiran. Selain itu, sekolah
merupakan tempat untuk menambah ilmu dan wawasan. Dan kini, di sekolah telah
dilengkapi dengan pendidikan karakter yang berguna bagi perkembangan moral dan mental
remaja. Sehingga remaja bisa mempelajari berbagai hal yang setidaknya tidak
harus dilakukan karena hal tersebut melanggar nilai dan norma dalam masyarakat.
Apabila remaja mengetahui begitu bahayanya seks bebas, maka pacaran melebihi
batas tidak akan terjadi. Dan kenakalan remaja yang bisa berujung pada
kriminalitas itu tidak akan dialami oleh remaja.
Oleh
karena itu, inilah yang menjadi PR bagi kita para kaum remaja. Jauhkan diri
kita dari berbagai hal yang bisa merugikan dan menghancurkan masa keemasan itu.
Jadilah remaja yang bermoral, patuh, dan menghormati nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat. Bangunlah bangsa kita dengan generasi muda yang
berkarakter dan sehat dari seks bebas.
So,,
masihkah berfikir untuk pacaran melebihi batas kewajaran dan melanggar norma??
0 komentar:
Posting Komentar