Pages

Senin, 19 Januari 2015

LADANG KURANG TANAMAN



SITI MISTIHATUN
Zaman sekarang sangat jarang orang yang mau bercocok tanam apalagi di ladang atau yang biasanya warga sekitar menyebutnya alas.ladang adalah tempat untuk bercocok tanam seperti palawijan, pohon dll, selain tempatnya yang jauh dari rumah juga jalanya yang naik turun seperti tangga tapi tidak merata bila hujan tiba jalanan licin, adapun binatang buas yang berbisa, pepohonan yang besar menjadikan lingkungan sekitar menjadi gelap walaupun siang, rumput-rumput yang berdaun lebat seperti alang-alang dll, yang menyerupai pohon yang berdaun lebat sebelum sampai kesana harus terlebih dahulu melewati pemakaman, sungai yang besar dan lebar menurut cerita sungai tersebut ada penunggunya (mahlik halus) suatu hari ada orang yang baru pulang dari ladang melihat dari kejauhan ada seorang wanita cantik yang sedang duduk di pinggir sungai setelah orang tersebut akan melewati wanita tersebut ternyata tidak ada siapa-siapa ada juga orang yang berada di ladangnya mendengar suara-suara aneh tetapi temanya tidak mendengar suara apapun suara-suara tersebut hanya terdengar oleh satu orang saja semenjak kejadian itu warga yang terbiasa pergi ke

Kelas : 1RE Manajemen
NIM  : 145501775
Posting :                                                                                                                                                                                                                                                                                             


ladang memilih waktu yang tepat untuk pergi ke ladang maupun pulang dari ladang ada yang mengatakan bahwa keanehan-keanehan di ladang maupun dijalan yang untuk menuju ke ladang biasanya terjadi pada waktu-waktu tertentu seperti pagi buta, menjelang dhuhur, menjelang Ashar, maupun magrib maka banyak orang-orang yang tidak menanami ladangnya walaupun ladangnya luas dan lebar didiamkan tanpa tanaman yang bermanfaat khususnya untuk dimakan manusia hanya ada pohon-pohon besar dan ada juga yang hanya pohon-pohon besar yang tumbuh dengan sendirinya tanpa mendapat perawatan dari pemiliknya ada juga yang ladangnya tidak terurusi hanya diambil batu-batunya saja untuk dijadikan bahan bangunan ada juga ladang yang hanya ada batu-batunya tanahnya hanya sedikit saja dan ada juga tanahnya tebal tapi bila di tanami tidak tumbuh subur  bahkan sudah waktunya untuk memanen tidak menghasilkan apa-apa karna tanahnya yang kering dan tertutup pohon yang lebat daunya menjadikan tanah tidak terkena sinar matahari atau yang biasanya orang menyebutnya tanah bacek yang susah untuk di tanami segala jenis tanaman biasanya tanaman seperti tanaman palawijan, umbi-ubian, talas, jagung, sayur-mayur, lengkuas, kunyit, serai, jahe, bawang merah bahkan padi gaga sekalipun sulit untuk ditanam apalagi tumbuh subur lebih sulit lagi kalau musim kemariau  lebih sulit lagi untuk berladang susahnya mencari air dan juga tanah yang akan di tanaminya pun kering dan berpasir jadi bila di tamaminya pun akan melelahka atau membuang tenaga saja bila pada akhirnya akan layu dan mati tentunya mengecewakan hati para penanam. bila musim penghujan pun hasilnya Cuma mengembalikan modal bagi para penanam saja itupun hasilnya tidak sempurna ada yang hasilnya kecil-kecil, bahkan ada yang dimakan ulat.



Adapun faktor-faktor yang mengakibatkan ladang didesa kurang tanaman antara lain:                                                                                                                            Mempunyai kesibukan dalam pekerjaan.
Ø  tempat yang susah untuk dijangkau.
Ø  rasa takut apalagi sendirian.
Ø  adanya hewan-hewan yang berisa.
Ø  keamanan.
Ø  malas untuk mengolah tanah.
oleh sebab itu orang-orang tidak menanami ladangnya mereka membiarkanya tanpa tanaman karna bagi mereka bertanam diladang tidak hanya bertanam saja tapi butuh ketelatenan juga dan juga mengeluakan banyak tenaga yang banyak dari menuju kesana sampai kesana badan semua rasanya cape semuanya terutama kaki. dari berangkat sampai pulang belum lagi kalau membawa hasil dari ladang seperti palawijan, kayu bakar yang mereka bisa bawa pulang dari ladang tanpa mengenal lelah semua itu mereka bawa pulang dengan cara di gendong bagi perempuan sedangkan bagi laki-laki mereka bawa dengan cara dipanggul ada juga yang di pikul dengan menggunakan keranjang yang terbuat dari bambu yang mereka buat di ladang setibanya di ladang  tidak langsung memanen hasil panenan mereka membuat keranjang untuk menaruh hasil yang mereka dapat dari ladang dan mereka mengambil hasil panenan mereka dari tanah dengan menggunakan alat sederhana yang mereka bawa dari rumah alat-alat yang dibawa cukup banyak mereka membawanya tidak memakai kendaraan sama sekali melainkan berjalan kaki dari rumah terkadang jalan yang dilaluinya sangat berbahaya dan mengancam jiwa seperti jalanya licin bagian kiri atau sampingnya jurang yang dalam ,bila ingin melewati



jalan tersebut haruslah berhati-hati jangan sampai terpleset dan juga bahaya binatang buas yang akan muncul sewaktu-waktu yang tentunya membuat hati berdebar-debar dari yang kecil hingga yang besar sewaktu-waktu muncul. ada  juga yang menggap menanam palawijan diladang tidak menguntungkan karna faktor keamanan dan orang-orang lebih memilih bertanam disawah daripada bertanam diladang aman tidak ada gangguan dari binatang buas. untuk semua warga didesa hendaknya bekerja bakti diladang untuk membersihkan rumput-rumput/semak yang lebat dan tanah yang tidak rata diratakan agar rata dan tanah mudah untuk diolah cara mengolahnya pun sederhana misalnya mencangkul dan juga butuh ketelatenan mengolah tanah menjadi tanah yang subur dan akan mudah tumbuh tanaman yang bermanfaat bagi orang-orang karna dengan tumbuhnya tanaman dapat menompang kebutuhan mereka sehari-hari selain ladang menjadi bersih dan juga menghasilkan tanaman yang paling penting menjadi lebih terawat dan terbebas dari binatang buas dan dapat juga digunakan sebagai tempat refresing. dengan menanam tanaman diladang yang tadinya hanya tumbuh tanaman yang kurang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari maka dengan bertanam  diladang dapat mejadikan ladang lebih bermanfaat. Pemerintahpun tidak tinggal diam dalam hal bertanam diladang pemerintah juga ikut berpartisipasi dengan cara memberikan bibit tanaman kepada orang yang mempunyai ladang dengan harapan bibit tanaman tersebut tumbuh subur sesuai dengan apa yang di inginkan dengan begitu warga tidak perlu membeli hanya tinggal mengambil saja diladang bila ingin membeli sesuatu yang seperlunya saja jadi hemat.
          Jadi pemerintah berusaha bersama-sama masyarakat mewujudkan kemajuan yang merata bagi asyarakat lingkungan sekitar semua itu berhubugan dengan sila ke lima yang berbunyi Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.



0 komentar:

Posting Komentar