Pages

Jumat, 16 Januari 2015

KEBIASAAN MASYARAKAT MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN




Nama: Umi Hanifatul Hasanah
Kelas: 1 R E
NIM: 145501807
Ø  tidak di sediakanya banyak tempat sampah
Ø  Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan

Masalah masyarakat membuang sampah sembarangan
Masalah sampah tidak kunjung bisa diselesaikan dengan tuntas. Meskipun sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah. Sampah tetap saja terlihat menumpuk di mana-mana. Masyarakat masih suka membuang sampah sembarangan. Dengan pertambahan penduduk yang semakin meningkat, maka timbulanan sampah yang dihasilkanpun juga meningkat. Bukan hal baru, masalah sampah yang dibuang tidak pada tempatnya menjadi boomerang bagi manusia. Dalam menanggapi buang sampah sembarangan saat ini sangat susah karena mayoritas masyarakatnya suka buang sampah sembarangan.  karena kesadaran masarakatnya akan suatu kebersihan masih sangat rendah,  masyarakat menganggap membuang sampah sembarangan adalah suatu yang wajar, sehingga tidak ada satu pun yang memperingatkan atau menegur pembuang sampah. Jadi sampah berserakan di mana-mana dan bau yang tidak enak sudah biasa bagi mereka. Sehingga kesehatan dari desa itu banyak yang terganggu. Penyebab utama perilaku membuang sampah sembarangan ini bisa terbentuk dan bertahanan kuat di dalam perilaku kita seperti Sistem kepercayaan masyarakat terhadap perilaku membuang sampah.mereka berfikir,  Sangatlah mungkin masyarakat merasa bahwa perilaku membuang sampah sembarangan ini bukan suatu hal yang tidak berdosa. selain itu tidak di sediakanya tempat sampah yang memadai. Jadi mereka dengan santai saya melempar sampah di kolong, selokan,jalan dan lain-lain. Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, tetangga, sekolah.  Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar di dalam munculnya suatu perilaku. Perilaku membuang sampah sembarangan tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Saat ini, dalam menangggapi masalah pembuangan sampah sembarangan sudah menjadi kbiasaan di masyarakat yang biasa karena semua orang melakukannya.
Selama ini program-program pengelolaan sampah lebih terfokus pada bagaimana mengolah sampah-sampah. Tapi program-program itu melupakan sisi yang lain. paling tidak orang yang menghasilkan sampah yang harus di tanggapi. Seharusnya masalah yang ada di orangnya yang  harus bisa diselesaikan baru masalah sampahnya. Masyarakat memiliki karakter dan perilaku yang buruk tentang sampah. Masyarakat Indonesia terkenal dengan sikapnya BUANG SAMPAH SEMBARANGAN. Kebiasaan ini tidak mengenal status sosial atau pun tingkat pendidikan. jika diperhatikan di kantor-kantor yang umumnya lulusan perguruan tinggi masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan. Terkadang di jalanpun ada orang naik mobil Mewah tetap membuang sampah sembarangan dari jendela mobilnya. Merubah perilaku masyarakat bukan pekerjaan yang mudah. Usaha ini memerlukan waktu yang lama dan terus menerus. Perubahan perilaku dapat dilakukan melalui dunia pendidikan dengan cara memberikan pelajaran tentang sampah kepada anak-anak didik sejak mulai dari paud sampai perguruan tinggi. Mereka diajari untuk membuang sampah plastik di tempat sampah plastik, sampah daun di tempat sampah organik, dan seterusnya. Mereka juga diberi pemahaman tentang akibat-akibat buruk membuang sampah sembarangan. Para guru dan pendidik harus dapat memberikan contoh membuang sampah pada tempatnya. Pendidikan bisa juga dilakukan untuk masyarakat umum. Misalnya dengan cara penyebaran brosur tentang membuang sampah yang baik, tulisan-tulisan di media massa, atau iklan-iklan layanan masyarakat di televisi. Materi-materi ini harus disampaikan secara menarik dan tidak monoton. Dan yang penting adalah berkesinambungan. Tidak hanya sebentar atau musim-musiman saja. Bisa saja iklan layanan ini diselipkan di iklan-iklan, di acara sinetron, acara talk show atau di cerita-cerita televisi. Pemerintah bisa menyelengarakan pelatihan, penyuluhan, atau seminar-seminar tentang pengelolaan sampah. Proses penyadaran dilakukan di seluruh lapisan masyarakat. Proses penyadaran dimulai dari pemerintahan kemudian ke desa dan lanjut ke masyarakat. Perusahaan-perusahaan bisa menyalurkan sebagian dana untuk program-program penyadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik. Program-program pemerintah yang sudah berjalan, seperti penghargaan KALPATARU dan ADIPURA dapat digalakkan kembali. Di tingkat wilayah yang lebih kecil bisa dilaksanakan lomba-lomba kebersihan. Misalnya tingkat kampung, tingkat desa, tingkat sekolah, dan lain-lain. Dari kegiatan-kegiatan di atas secara bertahap diharapkan terjadi perubahan perilaku masyarakat. Masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan. Masyarakat tidak membuang sampah di selokan atau saluran air. Masyarakat membuang sampah pada tempatnya. Masyarakat mulai memisah-misahkan sampah sesuai kelompoknya: organik, plastik, logam, dan kaca. Masyarakat tidak lagi membakar sampah. Dan yang lebih penting muncul kontrol dari masyarakat itu sendiri untuk mengelola sampah dengan baik. Seperti hukuman sosial jika ada orang yang membuang sampah sembarangan. Atau orang akan menegur orang lain yang membuang sampah sembarangan. Dan membuat orang malu dan takut membuang sampah sembarangan.
Tanpa mengubah persepsi tentang sampah maka peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah sampah akan terbatas. Sebab masalah sampah hanya mampu diatasi  antara kebijakan pemerintah bersama kepedulian masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan terdekat dan terkecil.Namun, untuk merubah hal luar biasa ini harus dengan cara yang luar biasa pula. Dimulai dengan penambahan sarana kebersihan dengan penambahan tempat sampah di tempat-tempat yang strategis dan memberikan Pendidikan sejak usia dini, karena akan lebih mudah untuk membentuk karakter cinta lingkungan. Penyuluhan akan pentingnya menjaga kebersihan, disertai dampak negatif yang dihasilkan karena membuang sampah sembarangan, sampai dengan penetapan sanksi walaupun hal ini terasa berat namun hal ini penting untuk dilaksanakan untuk kebaikan bersama.

Banyak cara yang dapat digunakan untuk menanggulangi penumpukan sampah.dan salah satunya dengan:
1. Mengurangi  sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2. Memakai kembali  barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang. Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
3. Mendaur ulang barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, yang bisa didaur ulang.  Karena tidak semua barang bisa didaur ulang
4. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama, Misalnya, ganti kantong kresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan sterofoam karena kedua bahan ini tidak bisa di uraikan secara alami.
Waktu ini terus berjalan. Tidak dapat kembali ke masa lampau, ataupun dengan cepatnya menuju masa yang akan datang. Semua butuh proses. Apa kalian pernah mengalami hal yang tidak butuh proses? Jika iya, tentunya itu adalah hal yang tidak terlalu serius. Sebagai contoh, bayi tumbuh menjadi remaja membutuhkan proses, anak menjadi pintar membutuhkan proses yaitu belajar. Demikian pula dengan penanggulangan sampah tersebut.





0 komentar:

Posting Komentar