Nama: Umi Hanifatul Hasanah
Kelas: 1 R E
NIM: 145501807
Ø tidak di sediakanya banyak tempat
sampah
Ø Kurangnya kesadaran masyarakat akan
kebersihan
Masalah masyarakat
membuang sampah sembarangan
Masalah sampah tidak kunjung bisa diselesaikan dengan tuntas.
Meskipun sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah. Sampah tetap
saja terlihat menumpuk di mana-mana. Masyarakat masih suka membuang sampah sembarangan.
Dengan pertambahan penduduk yang semakin meningkat, maka timbulanan sampah yang
dihasilkanpun juga meningkat. Bukan hal baru, masalah sampah yang dibuang tidak
pada tempatnya menjadi boomerang bagi manusia. Dalam menanggapi buang sampah
sembarangan saat ini sangat susah karena mayoritas masyarakatnya suka buang
sampah sembarangan. karena kesadaran
masarakatnya akan suatu kebersihan masih sangat rendah, masyarakat menganggap membuang sampah
sembarangan adalah suatu yang wajar, sehingga tidak ada satu pun yang
memperingatkan atau menegur pembuang sampah. Jadi sampah berserakan di
mana-mana dan bau yang tidak enak sudah biasa bagi mereka. Sehingga kesehatan
dari desa itu banyak yang terganggu. Penyebab utama perilaku membuang sampah
sembarangan ini bisa terbentuk dan bertahanan kuat di dalam perilaku kita
seperti Sistem kepercayaan masyarakat terhadap perilaku membuang sampah.mereka
berfikir, Sangatlah mungkin masyarakat
merasa bahwa perilaku membuang sampah sembarangan ini bukan suatu hal yang
tidak berdosa. selain itu tidak di sediakanya tempat sampah yang memadai. Jadi
mereka dengan santai saya melempar sampah di kolong, selokan,jalan dan
lain-lain. Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, tetangga, sekolah. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor
besar di dalam munculnya suatu perilaku. Perilaku membuang sampah sembarangan
tidak pernah lepas dari pengaruh lingkungan sekitar. Saat ini, dalam
menangggapi masalah pembuangan sampah sembarangan sudah menjadi kbiasaan di
masyarakat yang biasa karena semua orang melakukannya.
Selama ini program-program
pengelolaan sampah lebih terfokus pada bagaimana mengolah sampah-sampah. Tapi
program-program itu melupakan sisi yang lain. paling tidak orang yang
menghasilkan sampah yang harus di tanggapi. Seharusnya masalah yang ada di
orangnya yang harus bisa diselesaikan
baru masalah sampahnya. Masyarakat memiliki karakter dan perilaku yang buruk
tentang sampah. Masyarakat Indonesia terkenal dengan sikapnya BUANG SAMPAH
SEMBARANGAN. Kebiasaan ini tidak mengenal status sosial atau pun tingkat pendidikan.
jika diperhatikan di kantor-kantor yang umumnya lulusan perguruan tinggi masih
banyak orang yang membuang sampah sembarangan. Terkadang di jalanpun ada orang
naik mobil Mewah tetap membuang sampah sembarangan dari jendela mobilnya.
Merubah perilaku masyarakat bukan pekerjaan yang mudah. Usaha ini memerlukan
waktu yang lama dan terus menerus. Perubahan perilaku dapat dilakukan melalui
dunia pendidikan dengan cara memberikan pelajaran tentang sampah kepada
anak-anak didik sejak mulai dari paud sampai perguruan tinggi. Mereka diajari
untuk membuang sampah plastik di tempat sampah plastik, sampah daun di tempat
sampah organik, dan seterusnya. Mereka juga diberi pemahaman tentang
akibat-akibat buruk membuang sampah sembarangan. Para guru dan pendidik harus
dapat memberikan contoh membuang sampah pada tempatnya. Pendidikan bisa juga
dilakukan untuk masyarakat umum. Misalnya dengan cara penyebaran brosur tentang
membuang sampah yang baik, tulisan-tulisan di media massa, atau iklan-iklan
layanan masyarakat di televisi. Materi-materi ini harus disampaikan secara
menarik dan tidak monoton. Dan yang
penting adalah berkesinambungan. Tidak hanya sebentar atau musim-musiman saja.
Bisa saja iklan layanan ini diselipkan di iklan-iklan, di acara sinetron, acara
talk show atau di cerita-cerita televisi. Pemerintah bisa menyelengarakan
pelatihan, penyuluhan, atau seminar-seminar tentang pengelolaan sampah. Proses
penyadaran dilakukan di seluruh lapisan masyarakat. Proses penyadaran dimulai dari
pemerintahan kemudian ke desa dan lanjut ke masyarakat. Perusahaan-perusahaan
bisa menyalurkan sebagian dana untuk program-program penyadaran masyarakat
tentang pengelolaan sampah yang baik. Program-program pemerintah yang sudah
berjalan, seperti penghargaan KALPATARU dan ADIPURA dapat digalakkan kembali.
Di tingkat wilayah yang lebih kecil bisa dilaksanakan lomba-lomba kebersihan.
Misalnya tingkat kampung, tingkat desa, tingkat sekolah, dan lain-lain. Dari
kegiatan-kegiatan di atas secara bertahap diharapkan terjadi perubahan perilaku
masyarakat. Masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan. Masyarakat tidak
membuang sampah di selokan atau saluran air. Masyarakat membuang sampah pada
tempatnya. Masyarakat mulai memisah-misahkan sampah sesuai kelompoknya:
organik, plastik, logam, dan kaca. Masyarakat tidak lagi membakar sampah. Dan
yang lebih penting muncul kontrol dari masyarakat itu sendiri untuk mengelola
sampah dengan baik. Seperti hukuman sosial jika ada orang yang membuang sampah
sembarangan. Atau orang akan menegur orang lain yang membuang sampah
sembarangan. Dan membuat orang malu dan takut membuang sampah sembarangan.
Tanpa mengubah persepsi tentang
sampah maka peran serta masyarakat dalam menanggulangi masalah sampah akan
terbatas. Sebab masalah sampah hanya mampu diatasi antara kebijakan pemerintah bersama kepedulian
masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan terdekat dan terkecil.Namun, untuk
merubah hal luar biasa ini harus dengan cara yang luar biasa pula. Dimulai
dengan penambahan sarana kebersihan dengan penambahan tempat sampah di
tempat-tempat yang strategis dan memberikan Pendidikan sejak usia dini, karena
akan lebih mudah untuk membentuk karakter cinta lingkungan. Penyuluhan akan
pentingnya menjaga kebersihan, disertai dampak negatif yang dihasilkan karena
membuang sampah sembarangan, sampai dengan penetapan sanksi walaupun hal ini
terasa berat namun hal ini penting untuk dilaksanakan untuk kebaikan bersama.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menanggulangi
penumpukan sampah.dan salah satunya dengan:
1. Mengurangi sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang
atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,
semakin banyak sampah yang dihasilkan.
2. Memakai kembali barang-barang yang bisa dipakai kembali.
Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang. Hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
3. Mendaur ulang barang-barang yg
sudah tidak berguna lagi, yang bisa didaur ulang. Karena tidak semua barang bisa didaur ulang
4. Gantilah barang-barang yang hanya
bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama, Misalnya, ganti
kantong kresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan sterofoam
karena kedua bahan ini tidak bisa di uraikan secara alami.
Waktu ini terus berjalan. Tidak dapat kembali ke masa lampau,
ataupun dengan cepatnya menuju masa yang akan datang. Semua butuh proses. Apa
kalian pernah mengalami hal yang tidak butuh proses? Jika iya, tentunya itu
adalah hal yang tidak terlalu serius. Sebagai contoh, bayi tumbuh menjadi
remaja membutuhkan proses, anak menjadi pintar membutuhkan proses yaitu
belajar. Demikian pula dengan penanggulangan sampah tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar