Pages

Senin, 19 Januari 2015

DAMPAK SINETRON

Oleh Tiyan Fatkhurrokhman/145501960/Manajemen I.R.E
Sinetron adalah kepanjangan dari Sinema Elektronik yang episodnya berkepanjangan atau yang sering disebut dengan episode berkelanjutan, biasanya lanjutan atau episode sinetron mencapai ratusan bahkan ribuan episode tergantung laris atau tidaknya sinetron tersebut dan waktu tayangnya pun biasanya setiap hari. Dalam cerita sinetron tersebut ada tokoh-tokoh atau artis  atau pemeran yang perannya berbeda-beda, ada yang baik, da nada pula yang jahat, kedua peran inilah yang membuat sinetron menjadi panjang episodenya bahkan selalu ditungu-tunggu oleh penonton. Semakin banyak konflik antar dua peran tersebut semakin membuat para penonton semakin larut dalam tontonanya. Cerita sinetron pun berfariasi , yang sering kita saksikan adalah cerita tentang percintaan, kekerasan dalam rumah tangga, perebutan harta, perebutan jabatan, bahkan sinetron terbaru mengambil ide cerita dari hewan.
Dampak Sinetron
Dampak Positif:
Mendekatkan anak kepada orang tua, apabila anak sedang menyaksikan televise terutama sinetron orang tua harus selalu membimbing anaknya, orang tua harus memberi penjelasan dari apa yang ditonton oleh sang anak, agar sang anak tidak sembarangan meniru adegan yang sebenarnya tidak pantas ditiru.
Sebagai hiburan, sinetron adalah salah satu sarana hiburan yang paling nikmat, bisa disaksikan sambil kumpul dengan keluarga, bisa disaksikan sambil makan, menyeduh kopi atau the atau minuman lainnya, bahkan dapat juga disaksikan ketika kita sedang bosan bekerja atau belajar.
Dampak Negatif:
Membuat orang menjadi pemalas, sinetron dirancang untuk membuat penontonnya menjadi penasaran, apa sih kelanjutan kisahnya, inilah yang ditunggu-tunggu dan menyebabkan orang tersebut malas atau enggan bangun dari tempat duduknya atau beranjak pergi dari depan layar televise hanya untuk menyaksikan kelanjutan sinetron yang membuat penasaran si penonton tersebut.
Mudah terbawa emosi, seorang sutradara harus pintar membuat tontonan yang dapat membuat penontonnya seperti mereka itu ikut terlibat di dalamnya. Missal sedang adegan sedih, penonton ikut sedih sampai meneteskan air mata, adegan marah, penonton seakan-akan ikut merasakan apa yang sedang si pemeran rasakan. Ini yang berbahaya, mengapa berbahaya, biasanya orang-orang mudah terbawa dalam kehidupan nyata sehari-hari
Lunturnya jati diri. Kita sebagai penonton seakan-akan ingin mengikuti apa yang ada dalam sinetron yang kita saksikan, missal para pemeran menggunakan pakaian yang menarik, kita ikut-ikutan tanpa kita sadari mengapa kita ikuti tampilan pemeran itu.
Memberi contoh yang tidak baik, ini hal yang sering saya rasakan, ini hal yang sering kita obrolkan. Ada beberapa adegan, percakan di sinetron yang sebenarnya adegan atau percakapan itu tidak pantas ditayangkan, tidak pantas dipublikasikan, apalagi yang menyaksikan kebanyakan adalah para anak-anak di bawah umur dengan usia-usia yang mahir meniru tanpa mereka sadari apa yang mereka tiru. Sebagai contoh dalam beberapa serial sinetron yang sering kita jumpai, apa lagi sinetron jaman sekarang yang selalu membuat kelompok lalu memusuhi kelompok lain, dan dalam sinetron tersebut mereka seakan-akan sekolah tapi tidak memberi contoh kepada kita bagai mana cara sekolah yang baik, yang sinetron itu tunjukan adalah bagaimana caranya agar kelompok mereka itu menang atau unggul dari kelompok lainnya dengan cara apapun. Cara pakaiannya pun tidak patut kita tiru khususnya seragam putri yang roknya termasuk dalam rok mini, dan bajunya pasti dikeluarkan serta dengan potongan rambut yang potongan rambut tersebut tidak menunjukan anak sekolahan, potongan rambut gondrong, rambut dengan warna. Ada adegan berkelahi antar kelompok, tanpa kita sadari adegan ini dapat ditiru oleh penonton dan dapan diaplikasikan dalam kehidupan nyata seperti tawuran antar pelajar  dan lain-lain. Perkataan dalam sinetron pun kini semakin tidak layak kita dengar terutama untuk anak-anak di bawah umur, contoh “mari kita berkelahi”, “dasar kamu bodoh”, “akan ku bunuh kau”, dan beberapa kata lain yang tidak layak dipublikasikan.
Untuk para orang tua diharapkan mampu memberi tontonan yang baik untuk anak-anaknya, tontonannya pun disesuaikan dengan umur si anak tersebut agar si anak tidak mengetahui hal yang sebenarnya mereka belum harus menegtahuinya seperti pacaran, balapan liar, berkelahi, berkata kotor dan lain-lain. Para orang tua apabila bingung apakan acara ini pantas untuk anak saya atau tidak, bagaimana cara mengetahuinya?, caranya mudah, lihat saja di pojok bawah kanan atau kiri layar televise, biasanya bertuliskan R-BO = remaja, bombingan orang tua, R= remaja, D= dewasa, SU= semua umur.

Kita hidup di Negara yang berbeda-beda suku, agama, ras, bahasa, perilaku, dan lain-lain jadi diharapkan ada tontonan atau acara televisi yang mengedepankan cara menghargai perbedaan tersebut seperi yang tercantum dalam pancasila sila ke-3 yang berbunyi Persatuan Indonesia. Acara televise jaman sekarang khususnya sinetron hanya memejukan unsur menghibur bukan unsur mendidik, apakah ini yang kita harapkan, apakah ini yang kita inginkan?. Hanya diri kita yang tahu jawabanya.

0 komentar:

Posting Komentar