Pages

Minggu, 25 Januari 2015

IRONI LIMBAH BATIK

Oleh : Harto

Batik Kebumen sudah mulai dikenal di khayalak banyak. Motif batik Kebumen yang variatif dan penuh dengan warna yang khas menjadi daya tarik tersendiri bagi peminat batik. Ada dua wilayah di Kebumen yang terkenal sebagai daerah pengrajin batik. Dua wilayah tersebut adalah Tanuraksan, Gemeksekti dan Jemur, Pejagoan. Bagai dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, dibalik sebuah kenyentrikan dan prestisnya karya seni selembar batik tulis, tersembunyi ironi pahit dari limbah sisa proses membuat batik itu sendiri.
Selain merupakan warisan budaya Indonesia yang patut dibanggakan, batik di era sekarang sudah tidak dipandang sebelah mata, melainkan sebagai sebuah karya ekslusif. Terbukti dengan melihat pangsa pasar yang ada. Harga kain batik di pasaran begitu variatif, mulai dari yang murah, medium sampai yang termahal menyentuh angka jutaan rupiah per lembar kain batiknya. Di Kebumen sendiri, khususnya di wilayah Tanuraksan, Desa Gemeksekti yang notabene merupakan daerah penghasil batik, mempunyai beberapa pengrajin batik yang tersebar. Saya (penulis) sempat berkunjung ke salah satu pengrajin batik di wilayah tersebut, yakni di sanggar batik Sekar Jagad milik Bapak Imron, mantan kepala desa Gemeksekti periode 2007-2012. Disana saya melihat proses dari awal sampai proses pewarnaan dan finishing. Sebagai orang awam, saya melihat proses membuat batik tulis memang membutuhkan ketelatenan, kesabaran dan sentuhan jiwa seni. Mungkin hal ini yang membuat harga batik tulis memiliki nilai jual yang tinggi. Di Sanggar Sekar Jagad sendiri harga kain batik termurah adalah Rp250.000,00 dan harga jual tertinggi menyentuh nominal jutaan rupiah.
Meruntut lebih jauh dalam porses pembuatan batik, khususnya batik tulis kebumen yang diproduksi oleh Sanggar Sekar Jagad cukup memakan waktu yang cukup lama, yakni sekitar satu bulan. Proses dimulai dari pembuatan pola di kain yang akan dibuat menjadi batik. Dilanjutkan dengan proses membatik itu sendiri. Bahan yang digunakan untuk membatik disebut malam, sedangkan alat untuk membatik banyak orang menyebutnya canting. Batik Kebumen memiliki banyak motif, yang khas dari batik kebumen ada tema flora dan fauna. Burung walet sebagai ikon kota Kebumen sering disematkan pada motif batik khas Kebumen. Sedangkan unsur flora sering digambarkan dalam motif bergambarkan pohon bambu.

Koleksi Batik Kebumen yang variatif

Menimbulkan Polusi
Dibalik dari keindahan dan prestisnya sebuah karya batik, di dukuh Tanuraksan sendiri menyimpan banyak ironi yang sampai saat ini belum terpecahkan. Salah satunya adalah limbah yang dihasilkan dari proses membatik menimbulkan dua polusi sekaligus. Yakni polusi udara dan polusi air. Polusi udara sudah jelas kentara dihasilkan dari limbah batik yang menghasilkan  bau yang kurang sedap mengganggu warga yang berada diseputaran lingkungan tersebut. Sedangkan polusi airi bisa terjadi karena kebanyakan pengrajin membuang hasil limbahnya ke aliran sungai tanpa menetralisirkan terlebih dahulu. Sehingga air sungai otomatis tercemari. Air sungai menjadi keruh dan berbau serta lebih membahayakannya lagi, air limbah tadi mencemari sumur resapan warga. Air sumur resapan bisa menjadi berubah warna menjadi kuning keruh, pahit dan getir dan tidak layak untuk dikonsumsi. Di sisi lain sumur adalah sumber penghidupan manusia untuk keperluan memasak dan mencuci atau keperluan lainya. Kita semua tau, jika limbah yang mengandung unsur kimia tersebut masuk kedalam tubuh kita, bisa menyebabkan kanker kulit, gangguan pencernaan serta menurunya daya tahan tubuh manusia sehingga mudah terjangkit penyakit. Jelas ini akan menimbulkan effect domino yang tidak berujung jika tidak segera disertai tindakan tegas dari pihak yang berwenang. Terlebih jika diperparah dengan kurangnya kesadaran serta kepedulian dari masyarakat setempat.
Kesadaran warga akan bahaya limbah masih sangat rendah

Sudah seharusnya pemerintah lebih serius lagi dalam menyikapi ironi diatas. Kerugian yang diakibatkan oleh limbah ini bersifat berkepanjangan. Dalam kaitanya penanganan limbah batik, pemerintah mungkin bisa mendanai alat untuk memproses limbah batik, agar bisa dinetralisirkan terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang. Selaian bantuan dari pihak pemerintah, peran serta masyarakat sekitar dalam hal ini juga sangat menentukan. Mulai dari kedisplinan warga menjaga kesehatan diri, mengolah limbah dengan benar, menjaga alam sekitar dan sanitasi yang lebih sehat lagi. Dibuntuti dengan pemeliharaan yang rutin, seperti misalnya mengadakan kerja bakti, membersihkan aliran sungai, membuang sampah pada tempatnya, dan tidak mencemari air sungai dengan kegiatan yang mengganggu estetika seperti melakukan kegiatan MCK di bantaran sungai.  Diharapkan dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah sertai peran masyarakat untuk disiplin dan sadar akan kesehatan lingkungan, bisa menghasilkan kompleks hunian yang ideal. Usaha batik akan tetap lancar untuk terus menggerakan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa harus meninggalkan potret kelam dengan mewarisi bahaya limbah batik bagi generasi selanjutnya. Kita tidak bisa membayangkan jika hal ini dibiarkan terus menerus tanpa ada tindakan serius dari pihak yang berwenang dan dukungan masyarakat, bukan hal tidak mungkin batik hanya akan menjadi sebuah cerita. Untuk saat ini mungkin hal tersebut belum begitu dirasakan secara signifikan oleh warga, tetapi sepuluh atau dua puluh tahun mendatang anak cucu kita akan ikut merasakan kerugian dari limbah batik ini.  Mari selamatkan lingkungan dari limbah berbahaya, cobalah untuk peduli dan menjaga lingkungan dari kerusakan, karena bumi adalah tempat tinggal dan milik kita bersama, sudah semestinya kita juga harus menjaga bersama-sama. Mulai dari diri kita sendiri, lingkungan terdekat, dan mulailah dari sekarang juga. Salam hidup sehat!


Penulis : Harto
Mahasiswa semester I, STIE PUTRA BANGSA KEBUMEN

Kenakalan Remaja Sekarang!



Oleh: Salista Kunti Nurmalasari/145501946/Manajemen I.R.E      

            Masa remaja adalah masa-masa dimana seseorang sedang berada dalam pencarian jati diri yang sebenarnya. Seseorang dikatakan remaja jika ia sudah menginjak usia 17 tahun. Dan dalam usia ini, seseorang mengalami masa yang dinamakan masa pubertas. Dimana pada masa-masa pubertas biasanya cenderung mempunyai banyak keinginan untuk mencoba segala sesuatu hal yang baru dalam hidupnya. Karena pada usia-usia inilah remaja mulai  muncul berbagai macam gejolak emosi yang tidak stabil dan mulai banyak timbul masalah baik dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya yang harus diselesaikan oleh dirinya sendiri.
Dewasa ini, kenakalan remaja telah menjadi penyakit yang sangat memprihatinkan di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Masalah kenakalan remaja merupakan masalah yang kompleks terjadi di berbagai kota di Indonesia. Kenakalan remaja yang tak pernah terputus dari zaman dahulu sampai sekarang, sambung menyambung dari waktu ke waktu, dari masa ke masa dari tahun ke tahun dan bahkan dari hari ke hari yang terjadi semakin menjadi dan semakin rumit. Sejalan dengan arus globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang dan canggih, arus informasi yang semakin mudah untuk diakses serta gaya hidup modernisasi. Disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di berbagai media, di sisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas di berbagai lapisan masyarakat. Lebih parahnya lagi, berbagai kasus kenakalan remaja dinyatakan telah meresahkan masyarakat. Bentuk kenakalan remaja sangat banyak, misalnya: kasus pencurian, geng motor, kasus asusila seperti free sex, pemerkosaan dan bahkan pembunuhan. Kenakalan remaja kebanyakan dilakukan oleh mereka yang gagal dalam mengembangkan emosi jiwanya, baik pada masa remaja ataupun masa kanak-kanaknya. Masa remaja dan kanak-kanak berlangsung begitu singkat dan cepat, dengan perkembangan fisik, psikis dan emosi yang begitu cepat. Mereka tidak bisa menahan diri untuk menahan rasa ingin mencoba dalam dirinya terhadap hal-hal baru yang masuk ke dalam dirinya yang akhirnya akan menimbulkan sikap yang tidak seharusnya mereka lakukan.  Sejatinya, kenakalan semacam itu normal terjadi pada diri remaja karena pada masa itu mereka sedang berada dalam masa-masa transisi: anak menuju dewasa. Kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja. Seringkali kenakalan remaja terjadi karena ada trauma pada masa lalunya, seperti perlakuan kasar dan tidak menyenangkan, atau dari lingkungan seperti kondisi ekonomi yang membuatnya mereka merasa rendah diri. Namun pada kenyataannya orang cenderung langsung menyalahkan, menghakimi, bahkan menghukumnya tanpa mengetahui atau mencari penyebab pelaku kenakalan remaja. Namun kontras dengan pemikiran tersebut,  pada kenyataan yang terjadi akhir-akhir ini adalah kenakalan remaja yang disengaja, yakni dilakukan dengan kesadaran. Miris sekali!
Contoh kasus kenakalan remaja melakukan “Aborsi”:
Gaya hidup seks bebas berakibat pada kehamilan tidak dikehendaki yang sering dialami remaja putri. Karena takut akan sanksi sosial dan lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat sekitar, banyak pelajar hamil yang ambil jalan pintas: menggugurkan kandungannya. Base line survey yang dilakukan oleh BKKBN LDFE UI (2000), di Indonesia terjadi 2,4 juta kasus aborsi pertahun dan sekitar 21% (700-800 ribu)  dilakukan oleh remaja. Data yang sama juga disampaikan Komisi Nasional Perlindungan Anak tahun 2008. Dari 4.726 responden siswa SMP dan SMA di 17 kota besar, sebanyak 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan, dan 21,2% remaja mengaku pernah aborsi (Kompas.com, 14/03/12).
Kenakalan remaja terjadi tidak jauh dari pengaruh globalisasi, terutama di bidang teknologi, serta westernisasi (budaya kebarat-baratan). Selain itu, banyak adegan-adegan pornografi yang ditayangkan dan dipertontonkan secara bebas di televisi ataupun situs-situs di internet telah menjadikan bentuk pendidikan nilai-nilai yang tidak sepantasnya dilakukan terhadap remaja. Mereka yang seharusnya diberikan asupan gizi yang baik, mendidik dan bermoral semisal berupa tontonan yang mendidik yang mencerminkan nasionalisme anak bangsa dan membangun karakter remaja yang baik kini telah diracuni dengan berbagai adegan-adegan berpacaran bahkan bentuk kegiatan seksual yang tidak layak untuk dipertontonkan secara bebas. Didikan  semacam itu ternyata sangat ampuh untuk membangun sebuah karakter setiap anak ataupun remaja.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti harus menata kembali emosi remaja yang sudah trauma dengan masa lalunya. Trauma-trauma dalam hidupnya harus segera diselesaikan dan mereka harus berada pada lingkungan yang berbeda dengan lingkungan sebelumnya. Pertanyaannya: tugas siapa itu semua? Orangtua kah? Sedangakan mereka terlalu sibuk dan pusing dengan pekerjaannya dan beban hidup lainnya. Pemerintah kah? atau siapa? Sulit untuk menjawabnya. Tetapi memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan perkembangan anak-anak kita dengan baik, membantu mengurangi kenakalan remaja. Menanggapi permasalahan tersebut, harus ada penanganan khusus, lebih serius dan berkesinambungan oleh berbagai elemen masyarakat. Pertama oleh keluarga atau orangtua, orangtua harus bisa mengembangkan karakter  anak dengan membangun jiwa anak dengan sifat-sifat yang penuh nilai-nilai kebaikan dan kepemimpinan. Peran keluarga sangatlah penting dalam mendidik anak sejak dini. Oleh karena itu orangtua harus dapat menjadi sang teladan atau contoh yang baik untuk anak-anaknya. Orangtua pun harus memiliki sifat yang baik pula yang dapat dijadikan teladan oleh anak. Karena ada sebuah peribahasa yang mengatakan bahwa “buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Yang artinya, sifat atau kelakuan seorang anak tidak jauh berbeda dengan sifat atau kelakuan dari orangtuanya. Kedua dari pihak institusi seperti sekolah, sekolah yang kini ibaratnya menjadi rumah kedua bagi anak-anak harus mampu menciptakan budaya sekolah yang relevan dengan perkembangan psikis remaja: dengan pembentukan karakter yang positif. Misalnya, pendidikan anti kekerasan, menghindarkan murid pada budaya mencontek yang juga merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja bertaraf ringan. Disamping itu kita juga memberikan hadiah atau penghargaan terhadap prestasi siswa sangat diperlukan untuk menumbuhkan etos juang, semisal ucapan terima kasih atau pemberian pujian, serta bentuk pembelajaran tanggung jawab semisal minta maaf baik oleh siswa maupun guru apabila melakukan suatu kesalahan. Selain itu, pendidikan etika ataupun moral harus tetap diupayakan secara teoritis. Pendidikan pancasila, kewarganegaraan dan agama yang memuat nilai-nilai moral saat ini terkesan mulai ditinggalkan karena banyak siswa lebih tertarik untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu-ilmu eksak ataupun sosial. Inilah tugas guru atau institusi yang bersangkutan untuk menjadikan mata pelajaran tersebut agar menarik lagi di mata siswa dan dapat dijadikan ramuan jiwa yang mujarab dalam pembentukan karakter remaja Indonesia. Terakhir, bersama semua pihak termasuk pemerintah dalam hal penanganan kenakalan remaja dan berbagai kebijakannya. Semoga kenakalan remaja tidak semakin menjadi, cukup menjadi kenakalan yang normal pada diri remaja dalam ‘menikmati’ masa remajanya. Semoga remaja Indonesia tumbuh menjadi remaja yang kelak mampu mempersembahkan kejayaan dengan karakter yang baik sehingga dapat mengangkat nama Indonesia dengan penerus-penerus bangsa yang lebih baik.


Penulis :
Salista Kunti Nurmalasari
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Bangsa

Sabtu, 24 Januari 2015

Matikan Rokok Anda !!!

Oleh: Fani Fatmawati / 145501879 / Manajemen I.R.E

Rokok merupakan barang yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Dari kalangan muda hingga tua tau rokok. Hampir seluruh wilayah di Indonesia terdapat rokok. Kebanyakan  rokok yang tersebar di Indonesia terbuat dari daun tembakau kering yang dicacah disertai cengkeh digulung menggunakan kertas tembakau (papir) dengan panjang kurang lebih 8-10 cm sebesar kelingking orang dewasa. Meskipun ada yang ditambah bahan baku lain seperti kemenyan dan klembak dalam pembuatan rokok. Hampir setiap hari kita menemukan orang merokok, entah di lingkungan sekitar rumah, di jalan, atau di tempat umum. Merokok memiliki arti menghisap gulungan tembakau kering yang dicacah dibungkus dengan kertas tembakau (papir) sebesar kelingking orang dewasa dengan panjang kurang lebih 8-10 cm, biasanya dihisap seseorang setelah dibakar di lain ujungnya. Rokok dijual menggunakan kemasan kotak kecil terbuat dari kertas tebal yang mudah untuk dimasukan kantong.

Merokok sudah menjadi kebiasaan masyarakat yang sulit untuk dihilangkan. Masyarakat beranggapan bahwa merokok merupakan tindakan yang wajar. Hal itu yang memicu sulitnya meghilangkan kebiasaan merorok pada masyarakat. Lebih parahnya lagi, ahir-ahir ini banyak anak yang sudah merokok. Ketika duduk di bangku SMP anak mulai mencoba merokok. Mereka seperti tidak memikirkan kesehatan tubuhnnya. Padahal rokok mengandung zat berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan tubuh.  Anak-anak merokok bisa disebabkan karena faktor merasa hebat dan keren jika sudah merokok, merasa dirinya sudah besar dan pantas menghisap asap rokok, ikut-ikutan teman sepermainan yang merokok, ikut-ikutan ayahnya karena ayahnya perokok atau sering disuruh membeli rokok sehingga anak menjadi penasaran dan ingin mencobanya, sering melihat dimana-mana terdapat orang merokok, ikut-ikutan karena sering melihat  gurunya yang merokok di lingkungan sekolah, dan masih banyak lagi faktor penyebab anak merokok.

Perlu diketahui bahwa zat yang terkandung di dalam rokok seperti nikotin dan tar sangat membahayakan bagi kesehatan tubuh. Nikotin yang dapat menjadikan kecanduan / ketergantungan dan rusaknya jaringan otak sedangkan tar  dapat menjadikan kanker paru-paru dan terganggunya kesehatan pernafasan kita. Saat merokok memang menjadikan si perokok rileks, nyaman, percaya diri, pikiran menjadi lebih ringan dan menjadikan si perokok terus dan terus merokok enggan untuk menghentikan hisapan asap tembakau itu (menimbulkan efek candu). Hal itu dikarenakan efek dari zat yang terkandung di dalam rokok yaitu nikotin. Kebanyakan orang memperhatikan dari segi rokok yang membuat dirinya rileks dan meringankan pikiriran tanpa memperhatikan bahayanya zat tersebut bagi kesehatan tubuh. Selain itu banyak juga orang yang menganggap merokok itu tidak berbahaya seperti yang telah digembar-gemborkan dimana-mana tentang bahaya merokok. Mereka banyak yang beranggapan seperti itu karena selama ini sudah merokok cukup lama namun masih tetap sehat-sehat saja. Dampak negatif / bahaya merokok memang tidak terlihat pada jangka pendek, namun dapat terlihat pada jangka panjang. Dampak negatifnya seperti kanker paru-paru, serangan jantung, impotensi dan lain-lain. Setelah orang terkena dampak negatifnya, kebanyakan orang baru bisa berhenti merokok. Selain dampak negatif merokok yang dirasakan oleh si perokok (perokok aktif), perokok pasif pun atau orang yang berada di samping orang yang sedang merokok juga ikut terkena dampak berbahaya bagi kesehatan tubuhnya dari asap yang terhirup. Bagaimana negara ini di masa mendatang jika sekarang anak-anak sudah banyak yang merokok? Padahal anak-anak sebagai penerus bangsa negri ini. Demi negri ini matikan rokok Anda !!!

Untuk menghentikan kebiasaan merokok pada masyarakat tidak bisa satu pihak seperti pemerintah saja. Namun dibutuhkan pihak-pihak lain yang ikut berberpartisipasi. Untuk mengurangi kebiasaan ini benar-benar dibutuhkan tindakan yang ekstra karena kebiasaan ini sudah menyebar di berbagai daerah dan sangat sulit dihilangkan. Meskipun pada bungkus rokok disebutkan bahaya rokok untuk kesehatan "bisa menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin" namun pada kenyataannya itu hanya sebagai hiasan saja tidak mengurangi jumlah perokok aktif. Perlu peraturan yang tegas agar kebiasaan merokok bisa dihentikan. Peraturan tersebut seperti rokok tidak dijual bebas di pasaran umum namun dijual pada toko khusus yang mana pembelinya harus berumur diatas 18 tahun dan harus memiliki kartu beli khusus, dalam pembuatan kartu tersebut memerlukan biaya cukup mahal serta dalam sehari ada batasan jumlah maksimal pembelian rokok tiap orang. Mungkin peraturan seperti itu lumayan ekstrim, tetapi mau bagaimana lagi kebiasaan itu benar-benar susah dihilangkan. Sedangkan peraturan dilarang merokok di tempat-tempat umum sekarang sudah diberlakukan oleh pemerintah.

Peraturan tersebut mungkin banyak menuai kontra seperti banyak perusahaan yang mengurangi jumlah produksi rokoknya karena adanya pembatasan dalam penjualan rokok yang selanjutnya banyak tenaga kerja yang di PHK. Dengan banyaknya tenaga kerja yang di PHK mengakibatkan menambah jumlah pengangguran di negeri ini. Selain itu kontra yang lain seperti tidak ada sponsor besar pada ajang olahraga dan seni.

Sebenarnya semua kontra tersebut bisa diatasi. Apabila perusahaan ingin tetap memproduksi rokok dalam jumlah seperti biasanya dan tenaga kerjanya masih tetap bekerja, perusahaan bisa mengekspor produk tersebut ke negara yang banyak membutuhkan rokok. Jika takut kalah saing dengan kualitas, mungkin hal itu tidak patut ditakuti karena Indonesia kaya akan SDA yang mana rokok-rokok tersebut nantinya bisa ditonjolkan dari segi aromanya / rasanya menggunakan bahan-bahan khas Indonesia. Mengapa takut kehilangan sponsor besar dari produk rokok ? Di Indonesia selain rokok banyak produk yang bisa memberikan sponsor besar. Jadi jangan takut untuk memulai hidup sehat tanpa rokok. Matikan rokok Anda !!! Bangun generasi penerus bangsa yang sehat dan berkualitas !

Penulis:
Fani Fatmawati
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Putra Bangsa

Jumat, 23 Januari 2015

Pengemis Alun-alun Kebumen

Oleh : Dwiki Dharmawan/145501873/I.R.E

Malam hari menjadi waktu yang mengasyikan untuk berkumpul bersama keluarga, teman, pacar, maupun rekan kerja. Nah, salah satu tempat yang asyik di daerah Kabupaten Kebumen untuk menghabiskan waktu malam bersama orang terdekat adalah di Alun-alun Kebumen.
            Alun-alun Kebumen yang berada di pusat kota, mudah dijangkau, terdapat aneka kuliner, & permainan anak menjadi tempat yang cocok untuk “nongkrong” bareng orang-orang terdekat.
            Namun terkadang, ketika kita sedang asyik bercengkrama, ngobrol, bermain, atau makan jajanan yang tersedia dia alun-alun, kita sedikit terganggu oleh kedatangan peminta-minta atau yang sering kita sebut pengemis.
            Sejauh ini, masih banyak ditemui peminta-minta yang terlihat “mengganggu” kenyamanan pengunjung yang tengha jajan. Bahkan, beberapa dari pengemis tidak segan memaksa pengunjug memberi uang koin, sebatang rokok, maupun makanan atau minuman yang sedang kita nikmati.
            “Sangat mengganggu, kalau tidak diberi mereka (pengamen) suka minta rokok. Ya gimana mau nggak ngasih, wong rokoknya saja sudah terlihat di atas meja,” kata salah seorang teman saya, Ringgo namanya, yang sedang “menikmati” malam di Alun-alun Kebumen sambil menyantap es buah Pak Tohir.
            Pengemis di sekitar Alun-Alun Kabupaten Kebumen biasanya tergolong masyarakat kelas bawah yang kegiatan sehari-harinya meminta-minta uang di tempat umum. Mencari belas kasihan dari banyak orang di tempat tempat umum. Meminta uang kepada orang-orang yang berada di kelas sosial yang berada di atas mereka. Pengemis dewasa ini, bukan lagi fenomena sosial dari orang-orang yang kekurangan akan tetapi sudah menjadi mata pencaharian bagi sebagian orang. Sehingga mengemis bukanlah pekerjaan yang tabu lagi. Kalau sudah menjadi mata pencaharian, secara tidak langsung akan terjadi generasi yang terus menerus sebagai pengemis.
           
Para pengunjung di sekitar kawasan Alun-alun Kabupaten Kebumen tentu saja merasa prihatin mengenai banyaknya pengemis yang “berkeliaran” di sini. Para pengemis ini seringkali terlihat berpakaian lusuh ketika sore hingga malam hari atau saat kawasan itu sedang ramai pengunjung, agar mendapat belas kasihan dari para pengunjung.
Kawasan Alun-alun Kabupaten Kebumen merupakan tempat yang strategis untuk melakukan pekerjaan, hal ini dikarenakan Alun-alun kabupaten Kebumen adalah pusat keramaian. Tidak hanya pada hari libur kawasan ini mengalami keramaian, pada hari-hari kerja kawasan ini juga ramai pengunjung baik siang maupun malam. Keramaian ini didukung oleh adanya banyak pedangan kaki lima yang berjualan makanan dan minuman disana dengan harga yang terjangkau semua kalangan. Tak heran karena keramaian kawasan tersebut banyak orang yang mengais rejeki disana, seperti penjual mainan anak-anak, penjual stiker, penjual aksesoris, pengamen, juga pengemis. Sebut saja namanya Ibu WN, pengemis cacat yang berasal dari daerah pesisir Kebumen. Dia sudah mengemis di Alun-alun Kabupaten Kebumen selama dua tahun lebih, dan pada tiga tahun terakhir ini dia mengalami cacat fisik yaitu kelumpuhan pada kakinya. Tempat mengemis ibu Mawar berada di depan Pendopo Kabupaten Kebumen yang ada di kawasan Alun-alun kota Probolinggo. Jam kerjanya mulai dari jam 4 sore sampai menjelang jam 9 malam. Sekitar jam 8 dia akan berkeliling kawasan Alun-alun untuk meminta uang pada orang-orang yang berada disekitarnya.
            Mengemis adalah satu-satunya pekerjaan yang ibu WN lakukan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan ketiga orang anaknya yang tergolong masih anak-anak. Agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya tersebut, ibu WN rela untuk menjual harga dirinya dan “bekerja” sebagai seorang pengemis. Alasan ia mengemis, selain karena pekerjaan suaminya yang tidak dapat diandalkan pendapatannya, ia juga terdesak akan kebutuhannya untuk mengobati penyakit-penyakitnya. Berbeda dengan beberapa pengemis pada umumnya yang mana kebutuhan dasar mereka adalah untuk sekedar “mengisi perut”, tapi ibu WN sendiri lebih terdesak untuk mengobati sakit-sakitnya yang selalu kambuh setiap minggunya. Kebutuhan paling utama yang harus dia penuhi adalah obat. Dia bagaikan hidup seorang diri, padahal dia memiliki keluarga. Dia sangat berusaha keras sekali agar tidak merepotkan keluarga dengan penyakit yang di deritanya selaama ini. Dia ingin mengobati sakitnya ini menggunakan uang yang dia dapat dari hasil mengemis setiap harinya.
           
            Yang cukup membuat miris, terdapat juga pengemis yang masih berusia belia atau bisa disebut masih anak anak, walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. Dan seperti bisa di duga, ada oknum orang dewasa yang memanfaatkan kepolosan mereka. Dalam pengamatan penulis, biasanya di dekat para pengemis anak-anak ini terdapat oknum laki -laki dewasa yang menunggui untuk mengawasi.

            Belum ada respon positif dari pemerintah Kabupaten Kebumen mengenai masalah penanggulagan pengemis di sekitar area Alun-alun Kabupaten Kebumen ini, walaupun sudah ada dasar hukum yang dapat digunakan Dinas Ketertiban untuk melakukan penertiban gelandangan dan pengemis yaitu Pasal 505 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang Gelandangan dan Pengemis, namun penertiban tersebut belum juga terlaksana sampai saat ini.